Ekonomi Digital Tidak Selalu Pro Rakyat

Pendahuluan

Ekonomi digital sering digambarkan sebagai solusi untuk membuka akses, memperluas peluang, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun kenyataannya tidak selalu seideal itu. Di balik inovasi dan kemudahan, terdapat dinamika yang justru menekan sebagian kelompok, terutama masyarakat dengan literasi digital rendah atau akses teknologi terbatas. Ketimpangan baru mulai muncul di tengah ekosistem digital yang terus berkembang.

Kesenjangan Akses Digital

Tidak semua warga memiliki perangkat memadai, koneksi internet stabil, atau kemampuan menggunakan teknologi. Kondisi ini membuat sebagian besar keuntungan ekonomi digital situs slot gacor hanya dinikmati kelompok tertentu.

Biaya Akses yang Masih Tinggi

Data internet, perangkat, dan pelatihan digital membutuhkan biaya tidak kecil. Bagi sebagian masyarakat, ini menjadi hambatan serius untuk masuk ke ekosistem digital secara setara.

Dampak pada Pekerjaan dan Pendapatan

Peralihan ke ekonomi digital menciptakan peluang baru, tetapi juga menggeser banyak pekerjaan tradisional.

Persaingan yang Tidak Seimbang

Platform besar memiliki sumber daya dan teknologi unggul, sementara pelaku kecil sulit bersaing. Dampaknya, pendapatan banyak pekerja dan pelaku usaha mikro justru menurun karena kalah dalam kompetisi skala besar.

Kerentanan terhadap Sistem Digital

Masyarakat yang kurang terbiasa dengan teknologi lebih mudah terpapar penipuan digital, manipulasi harga, atau jebakan layanan berbayar yang tidak transparan.

Kesimpulan

Ekonomi digital memang membawa manfaat, tetapi tidak selalu pro rakyat. Tanpa kebijakan yang adil, edukasi digital, dan infrastruktur yang merata, jurang kesenjangan akan terus melebar. Transformasi digital seharusnya inklusif, bukan hanya menguntungkan pihak yang sudah memiliki akses dan kemampuan.